1. Asal Usul Terbentuknya Wisata Alam

Kawasan Taman Wisata Alam Batu Putih Bitung maxwin slot ini memang sudah didirikan oleh Belanda sejak tahun 1818. Namun waktu ini, taman alam di Bitung ini sudah menjadi rumah bagi monyet hitam Sulawesi yang dikenal bersama dengan sebutan Yaki (Macaca Nigra), Tangkasi (Tarsius Spectrum), Maleo (Macrocephalon Maleo), dan tetap banyak jenis spesies lainnya

Luas dari kawasan wisata ini yakni lebih kurang 515 hektar dan berbatasan segera bersama dengan Cagar Alam Duasudara di Timur dan Selatan, Laut Molucca di anggota utara dan termasuk Desa Batuputih Bawah di Barat. Semua memiliki karakteristik keindahan yang tidak serupa beda. Area wisata yang satu ini memang dapat dianggap sebagai tempat terbaik bagi pecinta petualangan.

2. Bisa Mengamati Ekosistem di Dalamnya

Dengan kawasan hutan yang joker gaming sangat luas, mengamati ekosistem di dalamnya tentu menjadi suatu kegiatan yang menarik. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia sudah dikenal sebagai Negara bersama dengan kawasan hutan luas dan menjadi rumah bagi banyak spesies fauna dan flora langka. Hal selanjutnya tentu saja menjadi suatu kegiatan menarik bagi petualang domestik maupun mancanegara.

3. Terbagi Menjadi 3 Bagian

Hutan Taman Wisata Alam Batu Putih ini memang layak untuk ditelusuri. Bagi Anda yang menghendaki menemukan taman alam ini termasuk tidak sangat sulit sebab tetap dekat bersama dengan pusat kota Bitung. Seperti yang disebutkan pada mulanya bahwa kawasan wisata TWA Batu Putih ini tetap menjadi anggota dari Taman Nasional Tangkoko yang dibagi menjadi 3 bagian.

Bagian selanjutnya diantaranya yakni berwujud pegunungan, pesisir dan termasuk hutan. Sedangkan untuk TWA Batu Putih ini merupakan kawasan hutan yang tersedia di dataran rendah bersama dengan pantai yang tersedia di anggota tenggara. Berada di ketinggian 0 sampai 200 mtr. di atas permukaan laut, jalan yang harus dilewati untuk menjelajahi hutan Taman Wisata Alam ini lumayan beragam.

4. Ditemani Pemandu

Ketika memutuskan untuk menjelajahi hutan alam ini maka wisatawan harus didampingi bersama dengan pemandu yang di sediakan oleh pihak pengelola. Tujuan dari hal ini tentu saja untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya efek tersesat di dalam hutan. Jasa pemandu ini termasuk dapat menunjang menemukan tempat yang sering dilewati oleh hewan langka.